7.11.07

Terima Kasih Tuhan

”Sibuk menggarap naskah apa?” Begitu seorang kawan bertanya. Saya jawab, ”Ada beberapa naskah, tapi sedang mandek. Tapi ada satu naskah prioritas yang harus selesai sebelum tahun ini berakhir.”

Begitulah. Terkadang di luar dugaan, sebuah pesan singkat (SMS) masuk ke ponsel saya dari seorang kawan. Sekadar basa-basi. Demikian pula sebaliknya. Sekali-dua, saya melakukan hal yang sama. Ya, sekadar bertanya sedang menggarap apa dia saat ini. Terakhir, saya menghubungi seorang kawan yang ternyata sedang menyelesaikan sebuah naskah dari bahasa asing untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Terkadang saya membayangkan seandainya saya menjadi penulis pada sekian puluh tahun silam, saat teknologi telepon seluler belum dikenal atau setidaknya belum semaju seperti saat ini. Wah, repot (bahkan sangat) karena untuk menjalin komunikasi dengan sesama penulis atau pembaca hanya mengandalkan surat yang memakan waktu relatif lama dan butuh energi serta biaya yang tak sedikit. Capek deh!!!!

Untuk semua itu, saya (dan kita) tampaknya memang harus berterima kasih kepada teknologi yang kian maju. Dengan kemajuan teknologi telepon seluler, jarak dan waktu menjadi kian tak berarti. Akan halnya dengan internet, tentu kita (seharusnya) lebih berterima kasih lagi karena kita bisa belajar lebih banyak dari berbagi sumber, termasuk forum diskusi (milis, misalnya). Namun, ungkapan terima kasih yang paling utama tentu harus kita panjatkan kehadirat Tuhan, pencipta makhluk bernama manusia yang bisa mengembangkan kedua teknologi tersebut, teknologi telepon seluler dan internet.

No comments: