15.5.07

Bedah Buku Kuliah Cepat

Sabtu, 12 Mei 2007. Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta tampak berseliweran beberapa mahasiwa dengan jas alamamater. Dua di antara mereka menyambut kedatanganku.

”Pagi, Pak.”

”Pagi. Maaf terlambat 10 menit,” kataku sembari menjabat tangan mereka. Sebelumnya aku memang sudah izin akan datang terlambat karena mesti menambalkan ban kendaraan yang bocor.

”Belum terlambat kok Pak. Peserta belum datang. Baru beberapa orang.”

”O, ya?” kataku.

”Ya. Biasalah. Jam karet,” kata salah seorang dari mereka.

Kami lantas berjalan beriringan naik ke lantai dua. Di sana, beberapa mahasiswa dengan jas alamamaternya menyambutku. Lantas kami ngobrol sebentar sembari menikmati segelas air mineral. Tak lama kemudian, datang seorang kawan, Stevi, penjaga gawang Komunitas Terminal Tiga.

Kami ngobrol sebentar. Beberapa menit kemudian, kami masuk ke Ruang Ki Hajar Dewantara, salah satu ruang di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Mataku tertuju ke salah seorang yang duduk di bagian belakang dengan pakaian batik. Kami bersalaman, lantas sama-sama berjalan ke depan dan akhirnya duduk di deretan paling depan. Beliau adalah Ketua Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta yang akan memberikan sambutan pada acara bedah buku salah satu karyaku, Kuliah Cepat, Kerjaan Dapat.

Ya, hari itu Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta mengadakan bedah buku Kuliah Cepat, Kerjaan Dapat. Aku lebih banyak cerita penyebab mengapa banyak sarjana menganggur. Beberapa penyebab yang kuuraikan adalah karena (1) salah jurusan saat kuliah; (2) berlama-lama di kampus; (3) terganjal indeks prestasi; (4) tidak mau menyeberang ke bidang lain di luar disiplin keilmuannya; dan (5) mengincar lowongan PNS. Di luar dugaan, ternyata para peserta di ruang itu mengaku punya pengalaman yang sama, yaitu poin pertama, salah jurusan. Benar-benar gak nyangka.

Nah, adakah di antara pembaca yang pernah merasa salah jurusan saat kuliah? Ya, kalo salah jurusan saat naik bus mungkin beberapa kali ya. Cuman kalo salah jurusan saat kuliah, tentu lain ceritanya. Silakan berbagi cerita. Salam.

No comments: