11.11.07

Bedah Buku Interupsi

Hari ini adalah hari pertama ada di Jogja. Rencana, enam hari ada di ini kota. Ya, sekali-kali kerja di tempat asal, eh... maksudnya tempat asal kuliah. He... he... he....

Sambil menunggu kerjaan, iseng aku googling. Tak sengaja nemu berita soal peluncuran salah satu bukuku sekian bulan silam. Sebenarnya ini media ada di Semarang. Cuman, lantaran pemuatan berita sudah berselang sekian hari dari acara, harap maklum kalo berita ini terlewatkan. Untunglah hari ini kutemukan berita tersebut. So, bisa dijadikan kliping nih.

Mau baca berita yang kumaksud? Silakan. Berita ada di bawah ini.

WAJAR saja bila pakar ilmu sastra, Dr Teguh Supriyanto MHum, pada awal-awal acara telah menegaskan bila dia enggan membedah buku kumpulan cerpen ”Interupsi Rakyat Gugat” Karya Eko Sugiarto dari pendekatan strukturalisme. Bahkan secara tegas, dalam acara yang digelar di Gazebo Kampus FBS Unnes, beberapa waktu lalu, Dr Teguh mengatakan terlalu sayang apabila buku tersebut hanya dibedah dengan pendekatan strukturalisme. Sekadar tambahan pemahaman, pendekatan strukturalisme merupakan pendekatan yang menguraikan karya sastra dari unsur pembangun sebuah karya.

Karena mengkaji unsur pembangun karya, pendekatan ini hanya menganalisa unsur-unsur pembangun karya sastra saja (alur, tokoh-penokohan, latar, dsb).

Menurut Dr Teguh, kumpulan cerpen yang sebagian besar isinya pernah dimuat di berbagai media massa tersebut, akan lebih menarik lagi bila dianalisa melalui muatan-muatan ideologis yang menyertainya. Terlebih lagi banyak kisah-kisah dalam cerpen yang menceritakan sebuah fenomena sosial politik yang semula dari peristiwa nyata yang kemudian difiksikan.

”Mengangkat kisah nyata dari dunia politik Indonesia, dalam pandangan sastra bisa berarti, usaha untuk membangun dunia politik tandingan untuk melawan politik dunia nyata yang secara kasat mata sulit tertandingi. Hegemoni tandingan dalam karya sastra ini, dapat dikatakan pula sebagai bentuk rekayasa pengarang untuk memasukkan ideologi politiknya ke dalam karya sastra,” urai Dr Teguh.

Dalam acara yang berlangsung menarik ini, hadir pula Trias Yusuf dari Fakultas Sastra Undip, penulis cerkak asal Gunungpati Ariesta Widya dan pengamat sastra Gunawan Budi Susanto. Di samping diskusi bedah buku, digelar pula aksi pembacaan cerpen yang dibawakan oleh Putri Arum Wijayanti dengan iringan biola Geni ”Pincang” Sugiyanto.

Nyata
Sementara itu, pengarang buku kumpulan tersebut, Eko Sugiarto, mengakui bila cerpen-cerpen yang dia masukkan dalam kupulan cerpen, merupakan kisah dari dunia nyata. Profesinya sebagai salah satu penyelaras bahasa pada salah satu media cetak nasional, memang membuatnya selalu berdekatan dengan fakta-fakta peristiwa yang dia baca dari sebuah berita.

Berbagai macam kisah yang menarik dari dalam berita inilah yang diakui oleh Eko Sugiarto sebagai titik pemicu dirinya menulis sebuah fakta cerita dari sudut fiksi. Untuk menegaskan bila cerpen-cerpennya berangkat dari dunia nyata, Eko bahkan mengatakan bila dia selalu berusaha untuk menyampaikan fakta secara jujur tanpa sebuah rekayasa.

”Apa yang saya tuliskan dalam cerpen sebagian besar adalah fakta-fakta nyata dalam kehidupan. Meskipun karya fiksi memperbolehkan adanya unsur rekaan, saya selalu berusaha untuk tidak memasukkan unsur-unsur alur rekaan dalam cerpen. Saya selalu berusaha untuk jujur dalam membuat sebuah cerita,” tutur Eko. zar/mc

Sumber: Koran Sore Wawasan

2 comments:

JURNAL KUDUS said...

Sorri, Bung. Saya nggak bisa hadir, waktu itu ...

Anonymous said...

Ok Bos. GPP. Sekarang sibuk apa neh? Salam dari Semarang untuk Kudus. Kena banjir gak?