19.2.10

Pak Pos dan Buku Baru

Pukul 13.00 lebih sedikit, awan pekat menggelayut di atas Kota Semarang. Wah, bakal hujan lebat, pikirku. Aku mulai menimbang-nimbang apakah akan pergi ke kantor lebih awal atau tetap berangkat seperti biasa sembari menunggui kedua anakku tertidur. Belum sempat aku memutuskan untuk segera berangkat atau menunda sejenak menunggu anakku sampai tertidur, hujan turun tiba-tiba. Ah, alamat bakal melalui genangan air sepanjang jalan menuju kantor neh.

Hingga pukul 14.00 hujan belum juga reda. Aku beranjak dari kamar anakku menuju ruang tamu. Mencari tempat yang lebih hangat dibanding kamar anakku yang selalu digelontor udara dingin dari AC. Akhirnya aku berbaring di sofa.

Pukul 15.00 lebih sedikit hujan reda, tetapi masih menyisakan sedikit gerimis. Aku membuka pintu depan. Sebuah sepeda motor terdengar berhenti di pagar depan rumah. Namun, aku cuek saja. Beberapa detik kemudian, terdengar suara memanggil. Aku keluar dan membuka pagar.

Dengan jaket sedikit basah, seorang petugas kantor pos menyodorkan sebuah bungkusan. Aku tersenyum sembari berkata dua-tiga kalimat. Sebelum menandatangani tanda terima, aku baca pengirim paket itu. Oh, rupanya dari penerbit. Aku langsung menyerahkan bungkusan itu kepada salah seorang anakku. Meskipun belum membukanya, aku menduga bahwa bungkusan itu berisi buku bukti terbit.

No comments: