Beberapa hari lalu, via sebuah jejaring sosial, sebuah penerbit di Jakarta bertanya, "Bapak berminat menulis di penerbit kami?"
Waduh.
 Ditanya seperti itu, bingung juga menjawabnya. Apalagi ketika itu pihak penerbit 
sempat bertanya kira-kira kapan bisa menulis untuk penerbit tersebut. Ketika itu sempat ditanya juga kapan kira-kira aku bisa menyerahkan naskah 
yang berisi beberapa contoh humor yang aku tulis. Lagi-lagi,
 komentarku dalam hati hanya satu, "Waduh!"
Ya, hanya itu reaksiku. Bukannya
 apa-apa, cuman kalau menulis buku humor mesti pakai deadline 
sementara deadline yang lain masih ada, ya terpaksa tidak aku terima. Ini soal skala prioritas.
Lagi pula, menulis naskah humor bagiku seharusnya tanpa tekanan, termasuk dalam 
bentuk deadline. So, mungkin lain waktu.
 
No comments:
Post a Comment